Rabu, 12 Maret 2014

Sering Bintitan?? Berbahagialah karena Bintitan Bukan karena mengintip


Penyebab Mata Bintitan, Ternyata Bukan Karena Mengintip.

Selama ini mitos yang beredar di masyarakat adalah jika seseorang matanya bintitan, itu disebabkan karena orang tersebut mengintip orang lain saat mandi. Ternyata tak sesederhana itu. Mengintip bukanlah penyebab mata bintit.

Secara medis bintit disebut dengan hordeolum, yaitu benjolan yang terjadi karena adanya infeksi pada kelopak mata. Bintit disebabkan oleh bakteri staphylococcal yang hidup secara normal dan tidak berbahaya pada kulit kelopak mata. Tapi ketika bakteri tersebut terperangkap dalam kantung air mata atau saluran air mata yang sedang sakit akan menyebabkan infeksi seperti jerawat, seperti dikutip dari health, Jumat (14/8/2009).

 Rata-rata mata yang bintit bisa menyebabkan rasa sakit yang tidak menyenangkan. Jika bintitnya besar bisa menyebabkan pembengkakan atau sakit kepala bukan main yang berhubungan dengan penglihatan. Dalam kasus tertentu, bintit bisa berpotensi ke kondisi yang lebih serius yang dikenal sebagai blepharitis. Kebanyakan bintit terjadi di bagian luar kelopak mata, dan biasanya kecil serta hilang tanpa meninggalkan bekas pada kelopak mata. Namun, jika bintitnya internal yaitu terletak di bagian bawah kelopak mata dan biasanya bisa mengeluarkan nanah sehingga membutuhkan bantuan dokter. Orang kadang sulit membedakan antara bintit dengan kondisi umum lainnya yang dikenal dengan chalazia. Chalazia itu sendiri adalah penyakit bengkak berbentuk bulat tapi non-infeksi yang terjadi sebagai akibat dari terhambatnya saluran di luar permukaan kelopak mata. Sebaiknya orang yang matanya bintitan membatasi diri keluar rumah, tapi bisa mempercepat proses penyembuhannya dengan cara mengompres air hangat ke daerah tersebut beberapa kali dalam sehari. Setelah bintit terbuka atau pecah, bersihkan daerah tersebut secara hati-hati dengan air hangat dan mengusapnya dengan kapas beberapa kali sepanjang hari untuk mencegah infeksi berulang atau menyebar. Penanganan ini bisa dilakukan di rumah, tapi jika bintit yang terbuka bercampur dengan debu bisa terjadi bintit kembali. Sebaiknya segera ke dokter agar bisa diberikan antibiotik.

 Cara terbaik untuk mencegah terjadinya bintit adalah dengan mencuci tangan secara teratur dan menghindari menyentuh mata. Karena bintit terjadi akibat infeksi, maka dapat menular dari orang ke orang lain melalui sentuhan. Ini penting khususnya bagi anak-anak, karena sering menggosok mata ketika sedang lelah dan stres tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Sebaiknya ajarkan anak-anak untuk selalu mencuci tangan setelah selesai melakukan kegiatan apapun. Jadi, mitos bahwa mata bintit terjadi karena suka mengintip adalah tidak benar, karena bintit terjadi akibat infeksi dari bakteri staphylococcal.

Senin, 03 Maret 2014

Sepele tapi Berbahaya, Tahukah anda???

Anda mungkin sering melakukan hal-hal
sepele ini. Tapi mungkin anda tak tahu
bahwa hal-hal sepele itu barangkali
berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.
Berikut ini beberapa hal sepele yang sering
kita lakukan beserta dampak buruknya :
Mengucek Mata, Sebab :
Mulailah menghindari kebiasaan yang satu
ini. Menurut para dokter, gosokan yang
lembut sekalipun pada mata bisa
meningkatkan tekanan yang memicu
terjadinya glaucoma atau penyakit kebutaan.
Sebuah studi juga menemukan kalau
memakai kaca mata renang, tidur telungkup
atau melakukan olahraga di gym bisa
memicu glaucoma dan penyakit mata yang
berkaitan dengan tekanan mata lainnya.
Setiap sentuhan yang mengenai kelopak
mata, menurut profesor Charles McMonnies
dariUniversity of New South Wales Shool of
Optometry and Vision Science, bisa
meningkatkan tekanan mata. Sentuhan
ringan akan menambah sedikit tekanan tapi
sentuhan yang kuat bisa memicu
peningkatan tekanan 3-5 kali dari tekanan
normal.
Karena itu, ada baiknya lebih berhati-hati
dalam menyeka mata berair atau make-up di
sekitar mata. Proses ini melibatkan kontak
dengan kelopak mata. Dalam kasus
mengucek mata, yang meilibatkan kelopak
dan juga bola mata, tekanan mata bisa
meningkat 10 kali lipat dari normal. Masih
ingin mengucek mata? Anda baiknya mulai
dihentikan.
Membunyikan Leher “Kretek-Kretek”,
Sebab :
Dengan membunyikan leher, berarti Anda
turut meregangkan jaringan ikat persendian
yang berfungsi mendukung dan
menstabilkan persendian leher.
Meregangkan persendian akan
menyebabkan hipermobilitas di mana
persendian telah kehilangan kelenturan
alaminya.
Karena jaringan ikat persendian menjadi
kendur, otot-otot kecil yang
menghubungkan ruas-ruas tulang punggung
menjadi kencang. Otot-otot ini harus bekerja
lebih keras untuk menetralkan hilangnya
keseimbangan akibat kendurnya jaringan
pengikat sendi. Hal ini akan membuat leher
terasa kaku dan tegang. Saat ketegangan
semakin menumpuk dan leher semakin tidak
nyaman, Anda kembali ingin memanipulasi
leher dengan cara membunyikan. Akibatnya,
proses buruk yang sama akan kembali
terulang.
Membunyikan Jemari Tangan “Kretek-
Kretek”, Sebab :
Hal ini mungkin seringkali Anda lakukan
tanpa sadar. Burukkah bagi kesehatan?
Menurut sebuah studi dengan 300 partisipan
yang dipublikasikan di Journal of
Manipulative and Physiological
Therapeutics, hal ini bisa memicu kerusakan
persendian. Studi ini memang tidak
menemukan hubungan antara membunyikan
persendian dengan radang sendi, tetapi
kebiasaan ini mengakibatkan kerusakan lain
termasuk kerusakan jaringan lunak hingga
kapsul persendian serta melemahnya daya
cengkram.
Mengorek Telinga Terlalu Sering dan
dalam, Sebab :
Jika hal ini sudah menjadi kebiasaan Anda,
ada baiknya mempertimbangkannya kembali.
Jika telinga Anda gatal atau sakit, lebih baik
berkonsultasi dengan dokter daripada
menyelesaikan masalah Anda sendiri.
Menurut dr Peter Roland dari University of
Texas, menggunakan cotton bud berisiko
melubangi gendang telinga, menyebabkan
perdarahan dan hilangnya pendengaran
yang bersifat sementara.
Upaya mengeluarkan tumpukan lilin telinga
ada baiknya diserahkan kepada dokter.
Sebab, lilin ini berfungsi untuk mencegah
masuknya kotoran, sel-sel kulit mati dan
rambut ke dalam telinga. Kelebihan lilin
secara alami akan dikeluarkan melalui
saluran telinga, dibantu oleh gerakan
mengunyah dari rahang. Lilin ini juga
berfungsi dalam mekanisme pembersihan
serta mengandung antibakteri dan pelumas.
Menyodokkan benda kecil ke dalam justru
bisa merusak pembentukan alami lilin
sehingga menyebabkan lilin menjadi padat,
menjadi penghambat dan memicu infeksi.
Bahaya Makan dan Minum Sambil Berdiri,
Sebab :
Apabila kita makan sambil berdiri, maka
akan terjadi reflux asam lambung. Dengan
kata lain, asam lambung akan naik ke
saluran esofagus dan membuat sel-sel
kerongkongan teriritasi. Iritasi sel
kerongkongan ini dikarenakan pH asam
lambung yang sangat asam (pH 1 – 2,5)
dan kadang ditandai dengan gejala panas
terbakar yang menyesak di dada (disebut
sebagai “heartburn”). Bila kita tetap bandel
membiasakan makan atau minum sambil
berdiri dalam jangka waktu panjang, iritasi
sel-sel kerongkongan ini akan berakumulasi
dan menyebabkan kanker saluran esofagus.
Cara mencegah reflux asam lambung ini
adalah dengan makan sambil duduk.
Tak hanya makan minum sambil berdiri, ada
2 hal lain yang juga dapat menyebabkan
reflux asam lambung dan “heartburn”,
yaitu :
(1) Makan minum kekenyangan,
(2) Tidur atau berbaring setelah makan.
Meniup Makanan Dan Minuman Yang
Masih Panas, Sebab :
Semua yang telah mengenyam bangku
sekolah pasti memahami, manusia bernapas
menghirup oksigen atau O2, dan
menghembuskan karbondioksida atau CO2.
Ketika kita meniup makanan, tentunya yang
kita keluarkan adalah gas CO2. Sementara
itu makanan panas tadi masih mengeluarkan
uap air (H2O). Menurut reaksi kimia, apabila
uap air bereaksi dengan karbondioksida
akan membentuk senyawa asam karbonat
(carbonic acid) yang bersifat asam.
H2O + CO2 => H2CO3
Perlu kita tahu bahwa didalam darah itu
terdapat H2CO3 yang berguna untuk
mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam
darah. Darah adalah Buffer (larutan yang
dapat mempertahankan pH) dengan asam
lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa
konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah
memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan
reaksi sebagai berikut:
CO2 + H20 HCO3- + H+
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer)
dalam darah sebagai pelindung terhadap
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba
dalam pH darah. Adanya kelainan pada
mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan
utama dalam keseimbangan asam basa,
yaitu asidosis atau alkalosis.
Apa Itu Asidosis dan Alkalosis? Asidosis
adalah suatu keadaan dimana darah terlalu
banyak mengandung asam (atau terlalu
sedikit mengandung basa) dan sering
menyebabkan menurunnya pH darah.
Membakar Lilin Aromaterapi, sebab:
Lilin beraroma dapat mengeluarkan zat-zat
beracun seperti karbonmonoksida, benzene,
dan karbon. Zat-zat meningkatkan risiko
terjangkit kanker, penyakit saraf dan mental,
alergi dan asma. Wewangian yang
terkandung juga mengandung aseton, benzyl
asetat, benzyl alkohol, linaloor, dan
methylene chloride. Menghirup zat-zat
tersebut menyebabkan perasaan mual,
kelainan sistem saraf pusat, iritasi mulut,
tenggoroka, mata, kulit, dan paru-paru, juga
pusing dan sakit pernafasan.
Menyimpan Handuk Muka Di Toilet,
Sebab :
Setiap kali kita membasuh toilet, kuman-
kuman berterbangan dan mendarat di
handuk, sikat gigi, dan barang lain di toilet.
Kuman bisa ‘mampir’ ke kulit kita saat
menggunakan handuk pada muka dan
bagiantubuh lainnya.
Menyikat Gigi Setelah Makan
Banyak orang yang menganjurkan Anda agar
menggosok gigi setelah mengonsumsi
makanan atau minuman. Hal itu dilakukan
agar gigi Anda tidak keropos. Namun, tidak
bagi Greg Diamond, DDS, seorang
periodontist di New York. Ia menuturkan
bahwa setelah Anda makan, ada zat asam
yang melekat pada gigi Anda di mana zat
tersebut melemahkan email gigi. Apabila
Anda langsung menggosok gigi setelah
makan, hal itu malah menyebabkan lapisan
email gigi rapuh.
Ia hanya menyarankan Anda untuk membilas
mulut Anda dengan air. Anda hanya perlu
menggosok gigi dua kali sehari, yaitu pada
pagi dan malam hari. Selain itu, ketika Anda
menyikat gigi, pastikan Anda melakukannya
dengan gerakan melingkar, bukan atas-
bawah atau kanan-kiri. Dengan begitu,
bakteri berbahaya yang ada di antara gigi
dan gusi dapat hilang lebih banyak dan
tidak melukai gusi.
Mengemudi Dengan Jendela Terbuka,
Sebab :
Kita merasa cukup puas saat menjelajah
jalan tol dengan angin yang bertiup
mengenai rambut kita di hari yang hangat,
tapi kita jadi tidak meringankan kerja paru-
paru dari polutan berbahaya yang didapat
dari asap mobil. Sebuah studi dari
University of Southern California
(Universitas California Selatan) menemukan
bahwa menghabiskan hampir enam persen
waktu dalam sehari untuk berkendara
dengan jendela terbuka menyebabkan tubuh
terkena 45 persen polutan yang kita hadapi
dalam 24 jam.
Di perkotaan, mengemudi dengan jendela
terbuka dapat memberi ancaman lebih besar
terhadap kesehatan Anda. Daripada
membuka jendela ketika macet di jalan
umum, cobalah biarkan udara sejuk masuk
sebelum Anda memulai perjalanan Anda,
setelah itu lindungi rambut Anda dari
terpaan angin selama perjalanan melalui
pedesaan.
Lebih baik kita tinggalkan kebiasaan –
kebiasaan tersebut, meskipun sangat sepele
namun berdampak serius bagi tubuh kita,
Bukan nya “Mencegah Lebih Baik Dari Pada
Mengobati”